selendang yang terkenang
padang biru masih menyalak meski padang putih menutupinya dalam detik angin masih setia dengan titah darinya dan aku tersungkur dalam tumpukan lembar aksara terlintas dalam memori tentang pijakan kaki pertama kali di kota pencarian tuk capai tujuan demi kehidupan yang lebih mapan delapan tahun enam bulan lamanya aku hidup di negeri yang tak kuduga dengan senyuman dan air mata tanpa mata mereka oh, Tuhan Rasanya berat tuk tinggalkan mereka yang selalu meminjamkan bahu juga, tentang kisah yang masih tergenggam dalam benak juga rongga luka dalam