EPISTEMOLOGI



Definisi Epistemologi
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yaitu episteme artinya pengetahuan dan logos yang berarti kata / pembicaraan. Sedangkan secara terminology epistemology adalah pengetahuan sistematik mengenao ilmu pengetahuan. Ia merupakan cabang filsafat yang membahas tentang terjadinya pengetahuan, asal mula pengetahuan, sarana, metode atau cara memperoleh pengetahuan, validitas dan kebenaran pengetahuan.
Epistemologi atau teori pengetahuan berhubungan dengan hakikat pengetahuan, pengandaian-pengaindaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode.
Metode-Metode Epistemologi
1.     Metode Induksi
Metode induksi merupakan cara berpikir untuk menyimpulkan suatu perso’alan yang dimulai dengan pernyataan khusus menuju pernyataan umum. Contoh: - emas dipanaskan akan memuai,
-  besi dipanaskan akan memuai,
-  seng dipanaskan akan memuai,
-  timah dipanaskan akan memuai,
-  platina dipanaskan akan memuai,
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwasannya semua logam bila dipanaskan akan memuai.
2.     Metode Deduksi
Metode deduksi merupakan cara berpikir untuk menarik kesimpulan dengan dimulai dari pernyataan umum ke khusus.
3.     Metode Positivisme
Positivism berasal dari kata “positif”, yang mana artinya sama dengan factual, yaitu apa yang berdasarkan fakta-fakta. Positivisme diperkenalkan oleh Auguste Comte (1798-1857) yang tertuang dalam karya utamanya, yakni Course De Philosopy Positive,yaitu kumpulan tulisan filsafat positif (1830-1842). Menurut positivism pengetahuan kita tidak boleh melebihi fakta-fakta. Jadi, ilmu pengetahuan empiris merupakan contoh istimewa dalam bidang pengetahuan.
Menurut Keith Lehrer secara historis ada 3 perspektif dalam epistemology yang berkembang di Barat, yaitu:
11)    Dogmatic Epistemologi, yakni suatu pendekatan tradisional terhadap plato. Dalam perspektif ini, metaphysic (ontology) diasumsikan dulu ada, baru kemudian ditambahkan epistemology. Pertanyaan utamanya ialah “Apa yang kita ketahui?” lalu “bagaimana cara kita mengetahuinya?”.
22)    Critical Epistemologi merupakan cara untuk menetapkan ontology setelah epistemology. Pertanyaan critical epistemology ialah “apa yang dapat kita ketahui?, dapatkah kita mengetahuinya?, mungkinkah kita dapat mengetahui sesuatu di luar diri kita?”.
33)    Scientific Epistemologi. Pertanyaan utama dari epistemologi ini ialah sudah kita ketahui dan bagaimana cara mengetahuinya?.

ONTOLOGI
A.    Pengertian Ontologi
Ontologi secara bahasa berasal dari bahasa Yunani yaitu on / ontos yang berarti ada, dan logos yang bermakna ilmu. Jadi, ontology merupakan ilmu tentang sesuatu yang ada atau kokrit. Dalam kamus filsafat, ontologi merupakan suatu studi tentang cirri esensial dari yang ada dalam dirinya sendiri berbeda dari studi-studi tentang hal-hal yang ada secara khusus.  
Pengertian ontology secara istilah sangat beragam, sebagaimana yang dipaparkan oleh ahli berikut:
11)    Neches dan rekannya memberikan definisi awal tentang ontologi, yaitu “sebuah ontologi merupakan definisi dari pengertian dasar dan relasi vocabulary dari sebuah area sebagaimana aturan dari kombinasi istilah dan relasi untuk mendefinisikan vocabulary”.
22)    Gruber mengemukakan bahwa ontologi merupakan sebuah spesifikasi eksplisit dari konseptualisme.
33)    Ibnu Khaldun mengatakan bahwa ontology merupakan teori tentang suatu yang wujud dan kadang-kadang juga ontolgi disamakan dengan metafisika.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwasannya ontologi sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkrit secara kritis. Dalam ontologi terdapat beberapa aliran, antara lain:
11)    Naturalisme yakni kenyataan yang bersifat kealaman.
22)    Materialisme yaitu kenyataan yang bersifat benda mati.
33)    Idealisme merupakan kenyataan yang bersifat rohani.
44)    Hylomorfisme yaitu kenyataan yang benar-benar ada kecuali berupa Tuhan dan Malaikat berupa bahan bentuk.
55)    Empirisme logis yakni segenap pernyataan mengenai “kenyataan” yang tidak mengandung makna.
B.     Objek Formal dan Metode dalam Ontologi
Objek formal ontologi ialah hakikat seluruh realitas, yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif adalah mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak? Sedangkan pendekatan kualitatif, yaitu mempertanyakan apakah kenyataan ( realitas ) tersebut memiliki kualitas tertentu.
Bagi pendekatan kuantitatif, realitas dalam kuantitas atau jumlah, telaahnya akan menjadi kualitatif. Realitas akan tampil menjadi aliran-aliran materialisme, idealisme, naturalisme, atau holymorphisme.
Metode dalam ontologi menurut Lorens Bagus memperkenalkan tiga tingkatan abstraksi, yaitu:
11)    Abstraksi fisik dimana menampilkan keseluruhan sifat khas suatu objek.
22)    Abstraksi bentuk dimana mendeskripsikan sifat umum yang menjadi ciri semua sesuatu yang sejenis.
33)    Abtraksi metaphysic dimana mengetengahkan prinsip umum yang menjadi dasar dari semua realitas.

AKSIOLOGI
Untuk mengetahui kegunaan filsafat ada tiga, yaitu:
11)    Filsafat sebagai kumpulan teori filsafat digunakan untuk memahami dan mereaksi dunia pemikiran. Dunia ini dibangun atau dibentuk oleh dua kekuatan yaitu agama dan filsafat.
22)    Filsafat sebagai philosophy of life juga penting dipelajari. Jika yang pertama filsafat dipandang sebagai pandang hidup, fungsinya mirip sekali dengan agama.
33)    Filsafat sebagai methodology dalam memecahkan masalah. Sesuai dengan sifat filsafat, ia menyelesaikan masalah secara mendalam dan universal.
Diolah dari berbagai sumber.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lelah yang Tak Kunjung Sirna, Hempaskan dengan Elegan!

The Importance of English

Still miss your born