Antara Media, Pendidik dan Orang Tua

                                                                                         Oleh: Madhes Ai

Fenomena globalisasi sudah tak dapat elakkan lagi dari berbagai lapisan masayarakat dunia. Hal-hal yang berkaitan dengannya saat ini sudah melekat di setiap lapisan masyarakat bahkan sampai ke pelosok negarapun yang dulu tak tersentuh oleh berbagai kehidupan kota. Pekembangan teknologi yang pesat saat ini secara tidak diasadari memiliki peranan terhadap pembentukan karakter tunas-tunas bangsa terutama terhadap individu yang masih mengenyam pendidikan dasar mulai dari pendidikan anak usia dini sampai tingkat menengah. Oleh karenanya, mari kita perhatikan ha-hal yang seyogyanya menjadi kewajiban kita sebagai pengawas perkembangan individu baik hal ini untuk orang tua, guru, ataupun kita sebagai masyarakat biasa. 

Yang pertama, pesatnya perkembangan teknologi memiliki dampak positif dan negatif terhadap karakter masyarakat terutama para siswa yang masih dapat dibilang labil. Memang hal ini sudah bukan suatu hal yang tabu, namun tak ada salahanya jika kita lebih memerhatikan lagi. Kita tidak bisa menampik bahwa era teknologi dan era digital saat ini memiliki pengaruh positif untuk segala kehidupan kita, seperti kita dapat mengembangkan potensi anak-anak sama halnya dengan bangsa lain. Sehingga anggapan gaptek alias gagap teknologipun perlahan sirna. Selain itu juga teknologi memiliki peranan penting di dunia pendidikan, contohnya dengan adanya media teknologi yang digunakan sebagai media pembelajaran memberikan akses mudah untuk mendapatkan informasi, wawasan dan pengetahuan bagi pendidik dan peserta didik. Selain itu juga, metode pengajaran yang didukung oleh media teknologi dapat memengaruhi motivasi belajar siswa sehingga mereka dapat menyerap penjelasan guru dengan nyaman dan dapat dipahami. Situasi belajarpun dapat memberi kesan mengasyikkan bagi peserta didik tidak lagi menjadi forum yang monoton. Namun, kita juga harus memerhatikan efek negatif dari teknologi yang saat ini sudah bisa diserap dan digunakan oleh kalangan anak yang mentalnya masih labil. Jika seorang anak yang menggunakan akses teknologi tanpa adanya batasan-batasan tertentu akan berakibat fatal. Tak jarang kita menemukan atau menyaksikan berita-berita yang menggambarkan adanya degradasi moral bangsa. Nilai-nilai leluhur semakin memudar. Kini sudah banyak anak-anak yang kehilangan akan nilai - nilai karakter bangsa kita, bangsa Indonesia. Bisa kita sebutkan hal yang paling sangat memprihatinkan ialah banyak pelecehan-pelecehan seksual yang dilakukan oleh para remaja bahkan anak sekolah dasar terhadap kawannya sendiri. Bahkan pendidikpun ikut terlibat didalamnya yang semestinya menjadi panutan bagi pesertadidiknya. 

Kedua, saat ini teknologi media seperti internet, siaran-siaran televisi lebih dahulu menggurui peserta didik daripada guru itu sendiri. Tak asing, kita temukan di sekolah banyak anak murid yang sikapnya meniru gaya-gaya yang dipertontonkan oleh siaran televisi. Secara tidak langsung media membentuk karakter individu. Mulai dari gaya berbicara mereka, sikap terhadap sesama, orang tua, juga guru sangatlah jauh dari nilai-nilai sebagai seorang insan akademis. Namun, perkembangan teknologi juga tak dapat kita salahkan karena ketika teknologi itu menggurui yang memberikan efek positif bagi seseorang, hal tersebut wajib kita acungkan jempol. Kita juga tak jarang menemukan banyak anak yang memiliki wawasan pengetahuan yang tinggi dibandingkan dengan gurunya sendiri berkat dia mampu menggunakan akses teknologi dengan baik. Maka di sinilah pentingnya peran pengawas pendidik terutama orang tua dalam memerhatikan anaknya ketika menggunakan aspek-aspek teknologi, seperti akses internet juga media televisi. Tak ada salahnya jika orang tua mengawasi kegiatan anak-anaknya baik itu di rumah ataupun di luar rumah. 

Ketiga, adanya paradigma yang berkembang di lapisan masyarakat kita bahwa pendidikan anak sepenuhnya merupakan tanggung jawab sekolah sebagai institusi pendidikan formal. Mereka menganggap bahwa guru yang merupakan pendidik di sekolah bertanggung jawab atas perkembangan tiga kecerdasan anak yaitu kecerdasan pengetahuan, kecerdasan spiritual juga kecerdasan emosional. Sehingga banyak diantara para orang tua jika anaknya berkelakuan kurang baik sering menyalahkan gurunya. Padahal, yang harus kita ingat ialah pendidikan primer ialah pendidikan dalam keluarga. Bisa kita katakan jika keluarga yang menanamkan sistem pendidikan bagi anggota keluarganya dengan baik, besar kemungkinan anak-anak yang didiknya akan memiliki pribadi yang baik sesuai dengan nilai-nilai agama dan norma-norma masyarakat. Oleh sebab itu, orang tua dan pendidik lainnya seyogyanya memerhatikan hal-hal yang berkaitan dengan anak baik itu secara akademis ataupun non-akademis terutama yang berhubungan dengan media.

Pada dasarnya kita tidak dapat memisahkan antara teknologi dan pendidikan dari seseorang karena semua itu saat ini sudah menjadi satu paket yang harus dimiliki dalam hidup. Yang harus kita perhatikan lebih di sini ialah bagaimana kita menggunakan akses teknologi dan media agar generasi kita tidak terbawa arus oleh budaya-budaya asing yang masuk melalui media yang tidak sesuai dengan nilai-nilai leluhur bangsa. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lelah yang Tak Kunjung Sirna, Hempaskan dengan Elegan!

Volare Gold EDP (eau de perfume) Oriflame

kutitipkan rindu lewat gema takbir