Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

Puing-Puing Mimpi

Penglihatanku sudah redup Hati ini sudah tak berdegup Ketika mimpi-mimpi terlintas Walau hanya sepintas Tepatnya bukan mimpi yang dulu selalu digenggam Mereka hanyalah sekawanan puing bingkai legam Tak seharusnya mereka ada Tak seharusnya mereka menyapa Dalam perjalanan langkah Karena mereka tak kan pernah kuraih Meski tubuh bermandikan darah Walau jiwa sudah melemah Mereka hanyalah imaji Yang selalu menemani Di setiap waktu     Hingga aku tak mampu Menghempaskan nafas

Tangisan Matahari

Di tengah keramaian menyelinap rindu Menelusuri relung hati yang tengah berkabung Keinginan kuat untuk bertemu Dengan dia yang tak pernah lekang Menyebut namaku di setiap lantunan doa Namun, waktu tak berpihak Pada hati yang telah cekung Karenan tangis menahan rindu Ibu Di sini aku sendiri Tenggelam dalam kesepian Terbelenggu oleh kebencian Amarah yang sejak lama kusimpan sendiri Menghancurkan seluruh mimpi-mimpi Yang dulu kurancang dengan segenap hati Ibu Kala mataku terpejam Air mataku terus mengalir Qalbuku tak pernah terjaga Meski malam tengah mencekam Saat mataku terjaga Aku berteriak penuh dendam Kata-kata tak bernilai Mengalir begitu saja tanpa ada pertimbangan Ibu Kadang aku membencimu amat sangat Kadang kala aku merindukanmu tiada tara Hidup apa yang telah Tuhan gariskan Hingga aku berani menghakimi-Nya Bahkan meragukan cintaku kepada-Nya Dan, kini aku tenggelam dalam samudera kebimbangan Untukmu Ibu Kelak aku tak bisa lagi memandang wajahm...

Cinta Ayah

  Oleh: Madhes Ai  Tak pernah terucap kata cinta  Karena bagimu kata tak terlalu bermakna Namun, dalam hatimu terdalam  Sungguh terdapat cinta dan kasih sayang mendalam Cinta yang tak mampu kubalas Meski dengan keringat yang terkuras Kasih yang tak mampu kuberikan Seperti yang kau ulurkan Kau tak pernah ada disampingku Di saat aku merindu Pada dekapan seorang ayah Yang menjadi penawar resah Meski begitu Aku tahu Kau habiskan waktumu dengan seluruh jiwa Untuk kami yang kau cintai