Tangisan Matahari

Di tengah keramaian menyelinap rindu
Menelusuri relung hati yang tengah berkabung
Keinginan kuat untuk bertemu
Dengan dia yang tak pernah lekang
Menyebut namaku di setiap lantunan doa
Namun, waktu tak berpihak
Pada hati yang telah cekung
Karenan tangis menahan rindu

Ibu
Di sini aku sendiri
Tenggelam dalam kesepian
Terbelenggu oleh kebencian
Amarah yang sejak lama kusimpan sendiri
Menghancurkan seluruh mimpi-mimpi

Yang dulu kurancang dengan segenap hati

Ibu
Kala mataku terpejam
Air mataku terus mengalir
Qalbuku tak pernah terjaga
Meski malam tengah mencekam
Saat mataku terjaga
Aku berteriak penuh dendam
Kata-kata tak bernilai
Mengalir begitu saja tanpa ada pertimbangan

Ibu
Kadang aku membencimu amat sangat
Kadang kala aku merindukanmu tiada tara
Hidup apa yang telah Tuhan gariskan
Hingga aku berani menghakimi-Nya
Bahkan meragukan cintaku kepada-Nya
Dan, kini aku tenggelam dalam samudera kebimbangan

Untukmu Ibu
Kelak aku tak bisa lagi memandang wajahmu
Ketika aku tak mampu lagi memanggilmu
Maafkan atas kebencianku padamu
Maafkan atas ketidakberdayaaanku
Menguraikan alasan mengapa aku tak ingin di sampingmu


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyelami Makna Pendidikan

Lelah yang Tak Kunjung Sirna, Hempaskan dengan Elegan!

Garis Abu