Materi Saja Tidak Cukup!
Oleh: Madhes Ai
Apakah anda seorang pengajar? Apa yang anda rasakan selama di atas panggung kelas? Apakah anda pengajar profesional atau sebagai pemula? Secara kasat mata dan lisan menjadi seorang pengajar baik tutor di tempat kursus / bimbingan belajar atau bahkan seorang guru di sekolah terlihat sangat mudah. Mengapa? Tak dapat dielak bahwa banyak yang beranggapan profesi seorang pengajar yang terpenting ialah kita harus mampu menguasai materi yang akan disampaikan. Namun, sebetulnya ada beberapa hal juga yang semestinya kita perhatikan.
Pertama, tentu saja kita harus menguasai materi yang akan kita presentasikan kepada siswa. Menguasai materi tidak hanya kita paham akan materi ajar akan tetapi kita juga harus mampu untuk menyampaikannya kepada audiens (siswa/siswi) dengan cara penjelasan yang dapat dipahami oleh siswa. Tak jarang kita temukan, terkadang orang tersebut dalam memahami materi ajar namun juga kesulitan bagaimana cara untuk menyampaikannya pada orang lain. Oleh karenanya, berusahalah memahami siswa dengan gaya belajar masing-masing, ya tentunya selama proses pembelajaran kita harus mengidentifikasi gaya belajar siswa sehingga kita mampu mengakomodasi gaya mereka dengan metode mengajar yang tepat.
Kedua, tentunya kita sudah tahu bahwa selama proses pembelajaran tidak hanya terdapat kegiatan inti dimana kita harus mempresentasikan materi atau fokus terhadap belajar. Seandainya kita full dengan penyampaian materi siswa perlahan-lahan akan merasa jenuh. Oleh karena itu, usahakan memberikan break di tengah-tengah pembelajaran tentunya dengan alokasi waktu yang sesuai. Break time di kelas akan membantu kita mengalihkan perhatian siswa dari kegiatan mereka sehingga bisa segar kembali dan menyimak penjelasan kita. Untuk break dapat diisi dengan game ataupun dengan senam ringan seperti yang dilakukan oleh pakar-pakar brain gym.
Ketiga, yang harus kita perhatikan ialah mengenai metode mengajar. Tentunya setiap kelas, setiap siswa menyukai atau dapat menerima metode ajar yang berbeda-beda. Akan tetapi bisa kita identifikasi dari suatu kelas, kelompok terbesar yang menyukai metode tertentu sesuai dengan karakter mereka. Misalnya, Kelas A sebagian besar menyuki metode pengajaran dengan dibumbui oleh cerita. Maka, ketika masuk ke kelas A usahakan mengemas materi dengan metode narasi. Akan tetapi, jika dilihat dari realita saat ini, siswa kurang suka dengan metode lectures atau ceramah. Kita dapat mengkolaborasikan metode lecturer dengan kooperatif learning dimana siswa juga terlibat dalam mempresentasikan suatu materi yang telah mereka pahami. misalnya kita gunakan metode diskusi ataupun game.
Pada dasarnya, untuk menguasai kelas bukan hanya materi yang harus kita persiapkan dan kita kuasai. Namun hal terpenting ialah kita mampu mengkondisikan kelas dengan baik dengan berbagai cara sesuai karakter audiens sehingga tercipta pembelajaran yang efektif. Materi ajarpun dapat disajikan dengan baik dan audiens mampu menyerapnya.
Apakah anda seorang pengajar? Apa yang anda rasakan selama di atas panggung kelas? Apakah anda pengajar profesional atau sebagai pemula? Secara kasat mata dan lisan menjadi seorang pengajar baik tutor di tempat kursus / bimbingan belajar atau bahkan seorang guru di sekolah terlihat sangat mudah. Mengapa? Tak dapat dielak bahwa banyak yang beranggapan profesi seorang pengajar yang terpenting ialah kita harus mampu menguasai materi yang akan disampaikan. Namun, sebetulnya ada beberapa hal juga yang semestinya kita perhatikan.
Pertama, tentu saja kita harus menguasai materi yang akan kita presentasikan kepada siswa. Menguasai materi tidak hanya kita paham akan materi ajar akan tetapi kita juga harus mampu untuk menyampaikannya kepada audiens (siswa/siswi) dengan cara penjelasan yang dapat dipahami oleh siswa. Tak jarang kita temukan, terkadang orang tersebut dalam memahami materi ajar namun juga kesulitan bagaimana cara untuk menyampaikannya pada orang lain. Oleh karenanya, berusahalah memahami siswa dengan gaya belajar masing-masing, ya tentunya selama proses pembelajaran kita harus mengidentifikasi gaya belajar siswa sehingga kita mampu mengakomodasi gaya mereka dengan metode mengajar yang tepat.
Kedua, tentunya kita sudah tahu bahwa selama proses pembelajaran tidak hanya terdapat kegiatan inti dimana kita harus mempresentasikan materi atau fokus terhadap belajar. Seandainya kita full dengan penyampaian materi siswa perlahan-lahan akan merasa jenuh. Oleh karena itu, usahakan memberikan break di tengah-tengah pembelajaran tentunya dengan alokasi waktu yang sesuai. Break time di kelas akan membantu kita mengalihkan perhatian siswa dari kegiatan mereka sehingga bisa segar kembali dan menyimak penjelasan kita. Untuk break dapat diisi dengan game ataupun dengan senam ringan seperti yang dilakukan oleh pakar-pakar brain gym.
Ketiga, yang harus kita perhatikan ialah mengenai metode mengajar. Tentunya setiap kelas, setiap siswa menyukai atau dapat menerima metode ajar yang berbeda-beda. Akan tetapi bisa kita identifikasi dari suatu kelas, kelompok terbesar yang menyukai metode tertentu sesuai dengan karakter mereka. Misalnya, Kelas A sebagian besar menyuki metode pengajaran dengan dibumbui oleh cerita. Maka, ketika masuk ke kelas A usahakan mengemas materi dengan metode narasi. Akan tetapi, jika dilihat dari realita saat ini, siswa kurang suka dengan metode lectures atau ceramah. Kita dapat mengkolaborasikan metode lecturer dengan kooperatif learning dimana siswa juga terlibat dalam mempresentasikan suatu materi yang telah mereka pahami. misalnya kita gunakan metode diskusi ataupun game.
Pada dasarnya, untuk menguasai kelas bukan hanya materi yang harus kita persiapkan dan kita kuasai. Namun hal terpenting ialah kita mampu mengkondisikan kelas dengan baik dengan berbagai cara sesuai karakter audiens sehingga tercipta pembelajaran yang efektif. Materi ajarpun dapat disajikan dengan baik dan audiens mampu menyerapnya.
Komentar
Posting Komentar