Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

Letter to Editors

Hi, everybody! I'm glad to share everything about English. In this section i want to share how to write Letter to Editors. As we know that's one of material English subject at third grade of Senior High School. Letter to Editors It's a piece of writing which is published on magazine, newspaper or the other printed published. It's written to highlight a topic or an issue which have considered seriously. The writers write a letter to editor have some reasons, such as, they want: to protest about thing, example complain about new policy, to educate public about something, to get support from the public. Let see Example of Letter to Editor To Editor of Jakarta Post Smoking forest fires has become a serious problem which must be considered. It can cause many dangers for residents. Should we don't do anything to overcome that problem? Eventually many people who complain and hope it can be solved. It's very official to be solved seriously. We have to rea...

Just for You

Oleh: Madhes Ai Langit rupanya sedang murung atau bungkam melihat kesibukan bumi. Ah, mungkin saja langit ingin menangis menyirami bumi yang sudah mengering karena lama tak terbasuh oleh hujan. Sama seperti langit yang sedang dirundung gelisah, laki-laki yang dikenal sebagai lelaki humoris nampak tak seperti biasanya. Ada hal yang menggelitik benaknya atau tepatnya ia sedang berperang dengan ketakutan yang sudah lama bersemayam dalam dirinya. Dibalik tudung keceriaannya ia simpan trauma yang mendalam akan seorang perempuan yang dulu sempat melukis kehidupannya. Empat tahun lamanya ia ingin bebas dari belenggu rasa bersalah yang tak berkesudahan. Dengan segala cara ia mengatasinya namun tetap saja ketika ia ada niat untuk menjalin suatu hubungan, rasa itu muncul kembali seolah menjadi tameng bagi kehidupannya. Ketakutannya belum jua terkendali penuh.  "Oh, God! What should I do?", lirihnya dalam hati. Matanya tetap fokus pada monitor komputer seolah dirinya tenggelam da...

Surat (dari) Kota Santri

Oleh: Madhes Ai Siang di kota santri Begitu damai, sejukan hati Dengan segudang kegiatan Lelahkan hati juga pikiran Dalam pikir, terlintas tanya Tentang pijakan kaki di dunia Dalam benak, terlintas kenangan Tentang kisah yang tak sejalan Berjalan di muka bumi Memang tugas khalifah ardi Kadang kala terasa lelah Karena harapan seakan perlahan memunah Kemana lagi harus kubawa Selembas kertas yang bertuliskan angka-angka Akankah menjadi pengantar hidup Atau hanya sebagai riasan hidup Sesal mendalam tiada arti Lalu mengapa harus kutangisi Mungkin Tuhan suka akan lantunan Lantunan yang syarat permohonan Ah, kurasa memang Engkau sedang menguji Pada hamba yang sedang meniti Menaiki tangga kehidupan Yang syarat kearifan